Kembali

Merayu-Nya

Edit halaman

Telah ku coba berbagai cara, melalui seruntulan ataupun celetukan dari berbagai macam kalimat metaforis, monologis, maupun analogis— demi dan hanya untuk dapat merayu-Mu, O Tuan.

Namun, aku tersadar seberapa keras dan payah pun ku mencoba merayu-Nya; tetap tidak akan bisa—bahkan jika tanpa kalimat-kalimat indah tersebut. Dalam diam aku diam, meratapi megahnya panggung sandiwara ini, dan pada suatu waktu aku terpikir; mungkin satu kalimat sederhana dari hati nurani Orang Tua kepada Sang Anak bisa merayu-Nya.

Bak petir bergemuruh, iman ku goyah, hati kerasku terkelupas secara perlahan—karena bahkan dengan kerumitan Teori Kuantum pun tak mampu menafsirkan satu bisikan doa.


Edit halaman
Share postingan ini di:

Selanjutnya
Express.js Masih Relevankah di 2025?